blog its me versi obith





Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

 

Di blog ini saya akan menjelaskan seperti apa perjalanan saya memilih UNUSA sebagai universitas pilihan saya. Entah saya bingung bagaimana saya menulisnya karena oleh kakak PK ditugaskan untuk menulis 1000 kata, padahal pada saat saya mengetik ini hanya dapat sekitar 57 kata tidak ada 100 masih banyak lagi yang harus saya ketik, inipun merupakan tugas pertama, masih ada lagi tugas membuat essay yang berisikan seribu kata. ini sangat bertentangan dengan hidupkan yang tidak terlalu berwarna ini, entah aku belum menyadarinya atau memang tidak ada pengalaman yang patut diceritakan. jika kamu membaca artikel atau blog ini jangan berharap kehidupanku seindah itu. namun jika di pikir pikir siapa bilang ada yang mwngira bahwa aku begitu adanya. doakan ya guys. semoga tangan ini mampu untuk mengetiknya.

Saya memiliki nama lengkap Muhammad Azka Robith Ramadhani, saya merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, ya benar saya adalah anak terakhir. Saya tinggal di pelosok daerah di Jawa Timur yang jarang diketahui oleh orang jawa timur sendiri. Tempat tinggal saya ada di Kabupaten Trenggalek tepatnya di kecamatan Watulimo. Nama desa saya juga sama dengan nama kecamatannya yaitu Watulimo. Walaupun mungkin banyak masyarakat di Jawa Timur, namun sebenarnya bukannya tidak terkenal karena setiap weekend jalan raya di tempat saya selalu penuh akan bus dan kendaraan pribadi dari luar daerah. Ini semua disebabkan oleh salah satu SDA yang ada di daerahku, tak lain dan tak bukan yaitu sektor pariwisata. Di daerahku terdapat banyak sekali pemandangan pemandangan alam yang sangat menakjubkan, mulai dari pantai, air terjun, sampai goa pun ada. pantai yang sangat terkenal di daerahku antara lain yaitu pantai prigi, pantai pasir putih, pantai mutiara, dan lain lain. untuk air terjun ada air terjun jurug bang dan juga air terjun yang berada di banyu nget. Sedangkan untuk goa ada wisata goa lowo yang terkenal sebagai salah satu goa terpanjang di Asia.

langsung kepada riwayat pendidikan ku, aku bersekolah taman kanak kanak dan juga madrasah ibtidaiyah pada satu yayasan yang sama, dan letaknya tidak jauh dari rumahku, tidak jauh itu berarti sangat dekat, hanya di seberang rumahku. dulu aku berangkat sekolah selalu menunggu bel sekolah itu berbunyi, karena saking dekatnya bel itu terdengar sampai dalam rumahku. Aku merupakan salah satu anak yang paling tidak berprestasi di dalam keluargaku. Aku sangat jarang sekali belajar. lebih banyak waktu untuk bermain selama aku MI. Diriku memulai pendidikan sekolah menengah pertama di salah satu madrasah tsanawiyah negeri di kota trenggalek. pada saat itu juga pertamanya aku mengenyam pendidikan pesantren. aku memilih di pesantren karena kedua kakak ku semua mondok di pesantren, mungkin karena itulah secara otomatis diriku ini ingin mondok seperti mereka. di pesantren dengan sendirinya aku belajar apa itu mandiri, mulai dari mencuci, mencari makan, bahkan sampai menjaga harta benda sendiri sendiri agar tidak kecolongan. pesantren menggambarkan tentang apa yang akan dihadapi esok kelak saat kita di antara masyarakat. ada yang menjadi teladan karena akhlaknya, ilmunya dalam bersosial, dalam mengaji, bahkan dalam memasak. di pesantren juga ada yang berperan sebagai orang jahat, entah itu penculik, penganiaya, pemalak dan lain lain.

aku meneruskan pendidikan sekolah menengah atas di beda kabupaten, aku bersekolah di salah satu madrasah aliyah negeri di Tulungagung. aku di sana juga sambil mondok di pesantren. Di tahun pertamaku di Madrasah Aliyah, oleh tuhan aku langsung di temukan dengan wabah virus yang sangat menggemparkan manusia di seantero dunia. tidak lain dan tidak bukan apalagi kalau bukan virus covid 19. Aku ingat saat itu tepatnya bulan maret virus covid pertama terdeteksi di Indonesia. beberapa hari selanjutnya pagi pagi di lapangan depan sekolah, para siswa disuruh berjajar  seperti akan melakukan apel pagi, sambil membawa secarik kertas berisikan perintah dari gubernur jawa timur kala itu Ibu Khofifah Indar Parawansa yang merupakan sahabat karib beliau saat menjadi ketua fatayat tulungagung, ibu kepala sekolah membacakan isi surat perintah itu. dan isinya yaitu sekolah wajib meliburkan siswanya selama 1 minggu kedepan. aku merasa senang sekali saat mendengar surat pernyataan itu, bayangkan saja tidak ada angin tidak ada hujan para siswa diberikan waktu libur selama satu minggu penuh secar cuma cuma. dan pada hari itu juga para siswa disuruh untuk segera pulang ke rumahnya masing masing padahal belum waktunya pulang

virus covid 19 sangat lah merupakan hal yang baru di hidupku, hanya mengenalnya di pelajaran biologi yang dimana dia adalah makhluk hidup yang hanya bisa hidup jika ada inang nya. seperti menganggap itu hal biasa. tak lama kemudian pondokku juga tidak lama lagi akan memulangkan santrinya ke rumahnya masing masin. Tak lama kemudian tercuat kabar bahwasanya ada beberapa santri wati di pondokku mengalami salah satu gejala bila seseorang terinfeksi virus tersebut. para petinggi pondok pesantren langsung segera melakukan rapat dan benar saja semua santri segera dipulangkan keesokan harinya. aku sangat bingung karena sesuai surat edaran minggu depan sekolah sudah masuk kembali. namun karena tidak dapat dipaksakan aku pun pulang kerumah. setelah menunggu tepatnya pada hari minggu ada lagi edaran yang menyatkan bahwa sekolah diliburkan lagi selama satu minggu. hal ini terus berulang sampai berminggu-minggu. Akhirnya ada suatu ketika pihak pendidikan menciptakan sistem pendidikan baru berupa sekolah virtual auat biasa disebut daring.

Adanya daring ini juga menjadikan pertanda memperburuknya kualitas pendidikan di Indonesia, karena semua instansi sekolahan belum siap akan perubahan digitalisasi ini. maka menteri pendidikan nadim makarim pada saat itu menyatakan bahwa indonesia mengalami keadaan yang disebut learning lose atau kegagalan pembelajaran. aku yang sebelumnya sebagai siswa tidak terlalu giat belajar menjadi semakin malas belajar karena menurutku pembelajaran disekolah sangatlah tidak optimal. mulai dari absen yang berpencar pencar, mengumpulkan tugas sangat ribet, dan proses ajar mengajar yang sangat tidak optimal, karena selain sukar dilakukan, melakukan pertemuan digital melalui aplikasi seperti zoom sangatlah menguras kuota.

akhirnya sampai dimana pemerintah sudah menerbitkan wajib vaksin kepada warga indonesia, ini memicu mulai diperbolehkannya sekolah melakukan tatap muka secara langsung tapi tetap mematuhi prokes. singkat cerita pada zamanku SNMPTN hanya memilih 40 orang setiap jurusannya, dan aku tidak masuk diantaranya. secara tidak langsung aku harus mengikuti SBMPTN yang dikenal salah satu ajang bergengsi untuk siswa mereutkan kursi kuliah di universitas impiannya. dengan pengetahuankua yang sangat minim karena jarang belajar secara otomatis aku juga tidak diterima di univ pilihanku. semudian aku direkomendasikan ibuku untuk masuk ke Universitas Nahdlotul Ulama yang ada di Surabaya. aku mendaftarka diri ke sana dan aku langsung diterima, jadi beginilah perjalananku masuk ke bangku perkuliahan.

mungkin sampai sini saja cerita perjalan hidupku aku akan terus mencari wara dalam kehidupanku selanjutnya agar bisa di ceritakan ke anak cucu hehehe. 

wasalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

 


Comments

Popular Posts